Wilayah udara dan perairan Indonesia diperkuat Pesawat Intai Strategis BOEING 737-200 Surveiller. Pesawat jenis ini digunakan oleh TNI-AU sejak 1982 untuk Patroli Maritim Wilayah Perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI).
Salah satu keunikan dari burung besi ini adalah adanya Antena Radar Side-Looking Airborne Multi-Mission Radar (SLAMMR) yang dipasang di punggung pesawat. Pesawat BOEING-737 TNI-AU di Skadron Udara 5 Pangkalan Udara (Lanud) Hasanuddin, Makassar ini juga dilengkapi dengan Forward Looking Infrared Camera dan Aerial Photo Camera.
Dengan fitur-fitur tersebut, BOEING-737 Surveiller TNI-AU ini setiap hari mampu melakukan pengamatan udara dan maritim di seluruh perairan Indonesia. Secara bergantian, tiga unit BOEING 737-200 Surveiller TNI-AU mengamati secara sistematik ruang udara, permukaan daratan, maupun perairan, lokasi, atau tempat, sekelompok manusia atau obyek-obyek lain, baik secara visual, aural, fotografis, elektronis, maupun dengan cara lain.
Ketika pertama kali tiba pada 1982, Menhankam/Pangab, Jenderal M Jusuf bersama Pangkowilhan-I, Letjen Soesilo Soedarman, berkesempatan meninjau Pesawat BOEING-737 Intai Maritim TNI-AU ini. Dua dekade kemudian, pada November 2003, Putra Soesilo Soedarman, yaitu Indroyono Soesilo menggunakan pesawat ini dalam Operasi Pemantuan Illegal Fishing di Laut Arafura bersama Tim Dept Kelautan dan Perikanan.