Mengintip Harta Karun Sang Jenderal Bintang Empat

Museum Soesilo Soedarman di Desa Gentasari, Kecamatan Kroya, Cilacap, menyimpan harta karun sang Jenderal bintang empat. Beragam koleksi unik mulai dari tank, pesawat tempur, helikopter dan persenjataan berat lainnya menjadi saksi sejarah kiprah mantan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi era Orde Baru ini.

Museum itu menempati sebuah Wisma Ageng, sebuah rumah bergaya Jawa. Bila diintip dari ruang-ruang yang ada, museum ini menyimpan barang-barang pribadi sang jenderal. Salah satunya ranjang kuno berkelambu, tempat tidur Soesilo saat pulang ke Desa Gentasari. Ratusan foto kegiatan semasa menjabat, koleksi kendaraan pribadi hingga telepon umum juga terpajang di salah satu sudut ruangan. Uniknya lagi, dompet sang Jenderal juga menjadi salah satu koleksi museum ini.

Sejarah mencatat, anak desa asli Cilacap ini pernah menjabat komandan batalion kavaleri yang memimpin operasi Trikora, pada saat pembebasan Irian Barat. Dia pernah juga menjabat beberapa posisi penting pada pemerintah Presiden Soeharto. Hal ini juga terlihat dari koleksi di museum ini di antaranya perpustakaan, sejumlah peralatan pertahanan, ratusan foto sejarah, foto keluarga hingga taman bermain untuk anak-anak.

Pria kelahiran 10 November 1928 ini pernah menjabat sebagai Menparpostel Kabinet Pembangunan V (1988-1993), Duta Besar Luar Biasa Indonesia untuk Amerika Serikat dan terakhir Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan pada Kabinet Pembangunan VI (1993—1998) pada masa Orde Baru.

Museum tersebut dibangun atas surat wasiat Soesilo Soedarman kepada keluarganya pada tahun 1985.Bangunan yang digunakan adalah rumah sang kakek yang menjadi penatus atau pemangku pemerintah desa di Desa Gentasari. Museum ini dibuka untuk umum tahun 2000 dan diresmikan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Jero Wacik pada tahun 2007.

“Saya surprise melihat koleksi di museum ini, mulai dari taruna sampai meninggal, ini lengkap. Ini dilakukan secara pribadi dari keluarga almarhum sendiri. Kalau di TNI kan ada dinas sejarah angkatan darat, kalau dilakukan institusi itu lumrah. Ini suatu hal yang luar biasa,” kata Direktur Pembinaan Doktrin Pusat Kesenjataan Kavaleri, Kolonel Kavaleri Edward Sitorus, saat mengunjungi Museum Soesilo Soedarman, 26 Oktober 2021.

Menurutnya, barang-barang yang tersimpan bernilai sejarah tinggi. Pada masanya, benda-benda semacam ini tidak dianggap penting. Namun, setelah puluhan tahun masa itu berlalu, benda ini menjadi sejarah yang mengingatkan generasi penerus untuk mengingatkan generasi muda.

Dewan Kurator Museum Soesilo Soedarman, Dwisuryo Indroyono Soesilo menyerahkan buku tentang perjalanan hidup Soesilo Soedarman kepada Kepala Sejarak Akmil Magelang, Letkol Caj Ilham, Selasa 26 Oktober 2021.

“(Museum) ini akan menjadi contoh bagi yang lain. Saya percaya masih banyak pahlawan di Indonesia yang bisa dibuatkan museum untuk mengingat jasa-jasanya. Bangsa yang besar mengingat jasa pahlawannya, mencontoh semangat juangnya seperti Soesilo Soedarman dalam mengisi kemerdekaan dan hadapi tantangan di masanya,” ujar pria yang juga seorang Youtuber ini.

Sementara itu, Kepala Sejarah Akademi Militer Magelang, Letkol Caj Ilham, mengatakan, pihaknya menyerahkan koleksi berupa museum seragam upacara taruna untuk disimpan. “Jenderal Soesilo Soedarman pernah menjabat Komandan Resimen Taruna dan Komandan Jenderal Akademi TNI. Seragam ini hanya digunakan untuk acara penting dan upacara militer. Jadi layak pakaian ini kami pamerkan di sini,” kata dia.

Dewan Kurator Museum Soesilo Soedarman Cilacap, Dwisuryo Indroyono Soesilo mengatakan, museum ini memuat 54 tahun pengabdian almarhum pada bangsa dan negara.

“Sebagai taruna militer, pasukan gerilya, perwira, komandan pasukan, Panglima Kowilhan, duta besar hingga menteri. Ini menghimpun jejak sejarah Indonesia dari tahun 1945-1997. Jejak ini bisa dimanfaatkan dan dihayati serta sebagai pelajaran,” kata mantan Menko Maritim ini.

Menariknya, koleksi museum tersebut tidak hanya dikumpulkan oleh pihak keluarga, tapi juga dari kolega di dalam maupun luar negeri. “Seperti Universitas Leiden di Belanda, mereka juga mengirimkan beberapa koleksi,” tuturnya.

Sebagai informasi, museum tersebut terletak di Jalan Temu Giring Nomor 1, Desa Gentasari, Kecamatan Kroya, Cilacap. Sekitar 1 jam dari pusat Kota Purwokerto maupun Kota Cilacap sekitar 1 jam perjalanan, atau hanya 20 menit dari Jalan Raya Maos – Sampang di wilayah Kabupaten Cilacap.

Sumber: https://banyumas.suaramerdeka.com/gaya-hidup/pr-091548787/mengintip-harta-karun-sang-jenderal-bintang-empat-di-museum-soesilo-soedarman-cilacap?page=3

Spread the love

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top