Mengenang 74 Tahun Pertempuran Plataran

Monumen Perjuangan Taruna di Dusun Plataran, Desa Selomartani, Kecamatan Kalasan, Sleman menjadi saksi ketangguhan dan kegigihan Para Taruna Militer Academy Yogyakarta (MA-Yogya) dalam peperangan melawan Belanda, di Perang Gerilya 24 Februari 1949. 

Pasca agresi militer kedua pada 19 Desember 1948, Ibu Kota RI di Yogyakarta dikuasai Belanda. Pejuang Indonesia menyingkir ke Sleman, Bantul, Kulon Progo dan sekitarnya. Setelah mengetahui beberapa markas tentara Indonesia berada di Sleman, Belanda menggelar operasi seperti di Kalasan, Turi, Pakem, dan Godean. 

Operasi di wilayah timur, diantaranya di Bogem-Kalasan mengakibatkan beberapa desa didatangi tentara Belanda. Banyak pejuang Indonesia gugur pada 24 Februari 1949, diantaranya 2 perwira remaja, 5 taruna, 1 anggota Tentara Pelajar (TP) dan masyarakat. 

Pertempuran Plataran berawal dari gugurnya Letnan Abdul Jalil yang sedang berpatroli di Sambiroto berpapasan dengan Belanda. Kala itu Letnan Abdul Jalil gugur tertembak. Belanda lalu menggeledah pakaian Letnan dan menemukan buku harian. Di buku harian tersebut tercatat semua markas-markas tentara Indonesia di Kalasan. 

Malam 22 Februari 1949, Belanda menyerang markas di wilayah Bogem. Namun karena tentara Indonesia sebelumnya telah mengetahui Belanda akan menyerang, tentara Indonesia segera berkemas dan lari ke utara. Pertempuran di Bogem terjadi selama 3 jam, dan pejuang Indonesia memberikan perlawanan. Mereka sembunyi diantara tanaman padi. Namun karena Belanda memiliki pesawat, mereka menjatuhkan bom kepada tentara Indonesia, sehingga menewaskan beberapa taruna MA dan perwira. 

Setelah pertempuran hebat itu, tentara Belanda melakukan pembersihan. Mereka menangkap pimpinan TNI, Letnan Husein. Mereka memenggal kepala Letnan Husein karena mengira dirinya adalah orang Jepang. Mengenang hal tersebut, dibuatlah simbolis patung yang berdiri pada Monumen Plataran untuk menghormati dan mengenang Letnan Husein

Di dalam Monumen Plataran ini, selain terdapat patung simbolis Letnan Husein yang dipotong tubuhnya dengan tinggi mencapai 5 meter, juga terdapat 8 patung taruna naik burung garuda yang sedang memanjatkan doa kepada yang Maha Kuasa, agar para arwah pejuang diterima, dua buah joglo yang melambangkan bulan ke dua yakni Februari, 24 buah anak tangga, dan ukiran kaca bertulis MA atau Militer Academy.

Koleksi Museum Soesilo Soedarman, Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia
Spread the love

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top