Sejarah militer Indonesia mencatat bahwa Operasi Lintas-Udara AURI pertama dilakukan menggunakan Pesawat C-47 DAKOTA RI-002, dari Lanud Maguwo Yogyakarta dan diterjunkan di Desa Sambi, Kotawiringin Barat, Kalteng, 17 Oktober 1947. Dalam momen tersebut, salah satu peterjun Pasukan Gerak Cepat (PGT), yaitu Letnan Iskandar, gugur dalam tugasnya.
Kemudian pada 1958, dilakukan Penerjunan Pasukan PGT AURI dan RPKAD di Pekanbaru dalam Operasi TEGAS Penumpasan Pemberontakan PRRI. Setelahnya pada 1962, Pasukan KOPASGAT diterjunkan dari Pesawat C-130B Hercules AURI dalam Operasi Trikora Pembebasan Irian Barat.
Pada 19 Mei 1962 dalam Operasi Serigala, Satuan PGT AURI diterjunkan tepat di Markas Belanda di Teminabuan, Irian Barat. Kala itu terjadi pertempuran hebat, sehingga banyak jatuh korban di kedua-belah pihak. Namun akhirnya Sang Merah Putih berhasil dikibarkan di Irian Barat.
Pada 1964, Letkol Soesilo Soedarman berlatih Terjun Payung di Pusdik Para Komando, Batujajar, Jawa Barat menggunakan pesawat C-47 DAKOTA AURI dan payung terjun jenis D-1. Pada 1965, Komandan Resimen Taruna AKMIL, Letkol Soesilo Soedarman mendampingi para Taruna AKMIL yang mengikuti Pendidikan Para Dasar di Pusdik Pendidikan Para-Komando RPKAD di Batujajar.
Pada 7 Desember 1975, Pesawat C-130 Hercules TNI-AU menerjunkan pasukan Kopasandha dan Linud Kostrad di pusat Dili, Timor Timur dalam Operasi Seroja. Kemudian pada 5 Oktober 1981, dilakukan Demo Terjun Payung satu Batalyon Prajurit Linud dihadapan Presiden Soeharto pada HUT ABRI.
Setelahnya kiprah para peterjun payung Indonesia kian memukau. Kepala Staf TNI-AU, merangkap Ketua Umum Federasi Aerosport Indonesia (FASI), Marsekal TNI Siboen, memperlihatkan Logo Lomba Terjun Payung Tingkat Dunia yang berlangsung di Bali Kepada Menteri Parpostel, Soesilo Soedarman (1991).Bahkan dalam momen VISIT INDONESIA YEAR 1991, dilaksanakan Kegiatan Lomba Terjun Payung Se-Dunia. Hal tersebut kemudian diperingati melalui Penerbitan Sampul Hari Pertama dan Perangko Kejuaraan Piala Dunia Terjun Payung-1991.